Wednesday, June 27, 2018

PASSIVE VOICE

Kalimat Aktif merupakan kalimat dimana subjeknya berperan sebagai perilaku dari sebuah tindakan (Siapa + melakukan + apa). Dalam Bahasa Indonesia biasa menggunakan rumus awalan dan akhiran “Me/me-kan/ter/ber/memper-kan, dsb” (memakan, membacakan, bermain, dsb). Letak subjek dalam kalimat aktif berada di bagian depan kalimat
Contoh Kalimat Aktif :
Reza(S) drank(P) a glass tea(O)
Reza telah meminum segelas teh.

Rumus Active Voice 
S + V (kata kerja yang disesuaikan dengan tenses-nya) + O 


Kalimat Pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan. Jenis kalimat ini dikatakan kalimat pasif karena subjeknya pasif tidak melakukan pekerjaan tetapi justru dikenai suatu pekerjaan.
Contoh dan Penjelasan Kalimat Pasif
Tikus itu dimakan kucing (The mouse was eaten by the cat)
Kalimat di atas bersubjek “tikus”. Di dalam kalimat tersebut, “tikus” dikatakan pasif karena sedang dimakan kucing, sedangkan yang aktif adalah kucingnya. Jadi, karena subjek pasif, kalimat di atas disebut kalimat pasif.

Rumus Passive Voice 
S + to be + V3 + (by + O )

Berikut ini akan dijelaskan lebih lengkap mengenai bentuk kalimat serta rumus kalimat passive voice, yaitu :

1. Present Tense
S+V1
Contoh :
Aktif : Randy writes a letter
Pasif : A letter is written by Randy

2. Past Tense
S+V2
Contoh :
Aktif : Randy wrote a letter
Pasif : A letter was written by Randy

3. Present Continous/Present Progressive
S+am/is/are+V-ing
Contoh :
Aktif : Randy is writing a letter
Pasif : A letter is being written by Randy

4. Past Continous
S+was/were+V-ing
Contoh :
Aktif : Randy was writing a letter
Pasif : A letter was being written by Randy

5.  Present Perfect
S+was/were+V-ing
Contoh :
Aktif : Randy has written a letter
Pasif : A letter has been written by Randy

6. Past Perfect
S+had+V3
Contoh :
Aktif : Randy had written a letter
Pasif : A letter had been written by Randy

7. Future
S+will+V1
Contoh :

Monday, April 9, 2018

Affirmative Agreement, Negative Agreement, dan Verbs as Complement

1. Affirmative Agreement

DEFINISI : Affirmative agreement merupakan (kesesuaian) yang digunakan ketika seseorang melakukan sesuatu dan menambahkan bahwa ada orang lain yang melakukan sesuatu yang sama.

kata so, too, dan also mempunyai arti yang sama yaitu juga, pula, pun. Tapi dalam penggunaannya terdapat perbedaan, so digunakan sebelum tobe(s) dan auxilliaries(kata bantu).
Example:
1. My wife will talk to him and so will I
2. My wife has talked about it, and so have I
3. My wife talked about it, and so did I

Sedangkan too dan also digunakan setelah tobe(s) dan auxilliaries.
Example:
1. My wife will talk to him and I will too
2. My wife has talked about it, and I have too
3. My wife talked about it, and I did also

1. When a form of the verb be is used in the main clause, the same tense must be used in the following simple statement.

affirmative statement (verb be) + and + [subject + verb (be) + too] OR [so + verb (be) + subject]

She is smart and you are too.
She is smart and so are you.

2. When a compound verb (auxiliary + verb) is used in the main clause, the auxiliary verb is used in the simple statement. The subject and verb of the simple statement must also agree.

affirmative statement (compound verb) + and + [subject + auxiliary verb + too] OR [so + auxiliary verb + subject]

She should finish her homework and you should too.
She should finish her homework and so should you.

3.  When any other verb (except be) appears without an auxiliary in the main clause, the auxiliary do, does, or did is used in the simple statement. Again, the subject and verb must agree and the same tense must be used.

affirmative statement (single verb except be) + and + [subject + do, does, or did + too] OR [so + do, does, or did + subject]

I walk to school and my friends do too.
I walk to school and so do my friends.

2. Negative Agreement

“Either” dan “neither” memiliki fungsi yang sama seperti kata “too” dan “so” pada klausa kedua (second clause) dalam kalimat positif (affirmative sentence/ agreement). Kata “Either”dan “neither” ini digunakan untuk mengindikasikan kalimat negative (negative sentence/ agreement). Aturan yang sama juga berlaku untuk penggunaan “to be”, “auxiliary verb” (kata kerja bantu), dan “verb” (kata kerja).

Untuk neither digunakan sebelum auxilliary verb, for example:

1. My roommate won't go, and neither will I
2. My roommate hasn't gone, and neither have I
3. My roommate doesn't go, and neither do I

Dan untuk either digunakan setelah auxilliary verb dan kata "not", for example:

1. My roommate won't go, and I won't(will not) either
2. My roommate hasn't gone, and I haven't either
3. My roommate doesn't go, and I don't either

Hal lain yang harus diperhatikan yaitu untuk pemakaian tobe dan auxilliaries setelah kata "..and.." harus sesuai dengan tobe dan auxilliaries yang digunakan di awal kalimat, seperti :

My wife is talking about it, and so am I
My wife has talked about it, and I have too
My roommate won't go, and neither will I

“Either” and “neither” function in simple statements much like “so” and “too” in affirmative sentences. However, either and neither are used to indicate negative agreement. The same rules for auxiliaries, be and do, does, or did apply.

Negative statement + and + [ S + negative auxiliary or be + either]
Negative statement + and + [ neither + positive auxiliary or be + S ]

For example,
A: I'm not hungry.
B: Neither am I. / I'm not either.

3. Verbs as Complement

Verb as Complement adalah kata kerja pelengkap , pelengkap kata kerja adalah kata atau frase yang melengkapi kata dari subyek,obyek, atau kat kerja .Seperti, misalnya saya akan berusaha (1) untuk bekerja keras (2), kawan saya memutuskan (1) untuk menikah (2) bulan depan, adikku berhenti (1)menangis (2) ketika ibu datang, saya tak tahan (1)untuk jatuh cinta (2) denganmu, dll.

A. Ada Kata Kerja yang SELALU diikuti oleh Invinitive (to +Verb), yaitu:

a. Agree (setuju)
b. Attemp (berusaha/mencoba)
c. Claim (menuntut/menyatakan)
d. Decide (memutuskan)
f. Desire (menginginkan)
g. Fail (gagal)
h. Forget (lupa/melupakan)
i. Hesitate (merasa ragu/bimbang)
j. Hope (berharap)
l. Intend (bermaksud)
k. Learn (belajar)
l. Need (membutuhkan/memerlukan)
m. Plan (berencana)
n. Prepare (mempersiapkan)
o. Pretend (berpura-pura)
p. Refuse (menolak)
q. Seem (kelihatan)
r. Tend (cenderung)
s. Want (ingin)
t. Wish (berharap)

CONTOH:
- His father agrees to send him a new car (ayahnya setuju untuk mengirimnya mobil baru).

- He learned to play basketball, when he was a little.

1. Ada Kata Kerja yang SELALU diikuti oleh Gerund (Verb-ING) :
a. Admit (menerima/mengijinkan/mengakui)
b. Avoid (menghindari)
c. Appreciate (menghargai)
4. Can’t help (tak tahan)
5. Consider (mempertimbangkan)
6. Deny (mengingkari)
7. Finish (menyelesaikan)
8. Mind (keberatan)
9. Practice (berlatih)
10. Postpone (menunda)
11. Quit (meninggalkan)
12. Recall (mengingat/memanggil kembali)
13. Resist (melawan/menentang/menahan)
14. Resume (memulai lagi/meneruskan/menempati lagi)
15. Risk (mempertaruhkan/mengambil risiko)
16. Suggest (menyarankan/mengusulkan)

CONTOH:
• I am considering buying a new car, because it’s a good investment
• he finished telephoning when I came
• He admitted not cheating on the exam (negative form)

Wednesday, March 29, 2017

Proses Pembuatan Anime



Anime adalah animasi khas jepang.Kata anime tampil dalam bentuk tulisan dalam tiga karakter katakana a, ni, me yang merupakan bahasa serapan dari bahasa Inggris "Animation" dan diucapkan sebagai "Anime-shon".Beberapa Anime diangkat dari sebuah manga yang selanjutnya manga tersebut dibuat dalam bentuk animasi. Berikut merupakan proses pembuatan anime :
planing pembuatan anime

1. Planning
Sebelum membuat Anime perlu dilakukan sebuah perencanaan yang matang agar menghasilkan sebuah anime yang berkualitas. Semua unsur penting yang mendukung anime dibahas dengan melibatkan berbagai pihak mulai dari animator, pembuat skenario, dsb.


2. Skenario
Setelah perencanaan matang dan disetujui semua pihak terutama (jika cerita tersebut berupa adaptasi) dari pihak pengarang cerita asli, maka mulai proses pembuatan dan pengembangan cerita. Detil tokoh yang akan berperanpun dijelaskan disini.
3. Storyboard
Storyboard adalah proses penuangan dari cerita menjadi gambar. Storyboard bentuk visualisasi dari cerita. Disini akan dibahas mulai dari adegan tokoh, angle kamera, timing scene, tata cahaya, dan keterangan lainnya dibuat.

4. Drawing
Tahap ini dibagi lagi menjadi tiga. Pembuatan lay out, gambar kunci, dan animasi in between.Dalam proses lay out, orang yang bertanggung jawab membuatnya akan banyak memikirkan bagaimana alur gerakan karakter dalam setiap adegan atau detail latar dan masih banyak hal yang lain terkait proses perfilman. Setelah itu, mulai dibuat gambar-gambar kunci. Orang yang bertanggung jawab dalam tahap ini harus menentukan pada titik mana saja pergerakan karakter terjadi.
Proses ini kemudian dilanjutkan dengan gambar in-between yang mengisi gambar kunci tersebut. Hasilnya, gambar itu sepenuhnya bergerak.

5. Painting
Dulu, proses pewarnaan menggunakan cat dan kuas di atas sel-sel yang di siapkan. Tapi sekarang karena gambar di scan dalam komputer, proses pewarnaan bisa dilakukan secara digital.

6. Filmisasi
Pada tahap ini adalah untuk menyatukan dan merekam seluruh gambar yang disiapkan. Pada tahap ini gambar-gambar diperhalus pergerakannya dan diberi visual efek jika diperlukan.

7. Finishing
Tahap terakhir sebelum animasi ditayangkan anime akan melalui proses penambahan audio dan pengisisan suara melalui seiyuu (dubber) masing-masing.

Sunday, January 8, 2017

The Role of Information and Communication Technology in Competitive Intelligence

The Role of Information and Communication Technology in Competitive Intelligence

Dirk Vriens
University of Nijmegen, The Netherlands

Part 8

Abstrak

         Bab ini membahas peran dari TIK untuk kegiatan kecerdasan yang kompetitif. Untuk tujuan ini, dimulai dengan pengenalan kecerdasan kompetitif. Selanjutnya, ini membahas kemungkinan penggunaan dari TIK untuk kegiatan kecerdasan. Dalam pembahasan ini diutamakan membahas
pembayaran untuk penggunaan internet, untuk tujuan umum Alat TIK, alat untuk TIK disesuaikan dengan satu atau lebih tahap kecerdasan, dan alat-alat kecerdasan bisnis (gudang data dan alat untuk mengambil dan menyajikan data di dalamnya). Akhirnya, bab ini menjelaskan bagaimana organisasi dapat memilih aplikasi TIK untuk mendukung kegiatan kecerdasan mereka.

Sifat yang Diperoleh dari Kecerdasan Kompetitif

       Beberapa ada yang kebingungan tentang perbedaan antara kecerdasan kompetitif dan istilah yang terkait erat atau berhubungan dengan kecerdasan kompetitif, misalnya, kecerdasan pesaing, pemasaran penelitian atau spionase perusahaan. Salah satu kebingungan yang ada adalah perbedaan antara kecerdasan kompetitif dan jenis lain dari kecerdasan. Banyak data tentang aspek lingkungan yang mungkin signifikansi strategis, misalnya, data pesaing, tentang perubahan teknologi, tentang pemerintahan, tentang pemasok, dll. Jika ada subjek dimana yang datanya dikumpulkan tidak ditentukan (jika ruang lingkup sangat luas), satu cenderung untuk berbicara tentang kecerdasan kompetitif. Dalam bab ini, kami juga akan mengacu untuk kecerdasan kompetitif dalam arti luas. Faktor umum dalam data tentang subjek ini adalah mereka semua yang bisa berisi informasi penting dan strategis. Jika, bagaimanapun, kecerdasan diproduksi dan proses tentang spesifik (lingkungan) subjek, penulis sering menggunakan istilah yang menunjukkan hal ini: misalnya, kecerdasan pesaing, kecerdasan teknologi, atau kecerdasan pemasaran. Beberapa penulis bahkan tampaknya menyamakan kecerdasan kompetitif dengan kecerdasan pesaing (misalnya, Fuld, 1995). Dari minat khusus adalah istilah "kecerdasan bisnis." Ini istilah sebelumnya yang digunakan untuk merujuk pada masalah yang sama seperti kecerdasan kompetitif (cf., Gilad & Gilad, 1988; Pawar & Sharda 1997 yang menggunakan kecerdasan bisnis berjangka bukan kecerdasan kompetitif). Namun, akhir-akhir ini, perangkat lunak industri mengambil alih istilah "kecerdasan bisnis" untuk merujuk kepada konstelasi tertentu dari alat TIK yang digunakan untuk pengambilan keputusan organisasi pada umumnya (cf., Cook & Cook, 2000;. Fuld et al, 2002). Kami akan mematuhi ini untuk pengembangan dan mengacu pada BI sebagai perangkat spesifik alat TIK.
    Dalam mendefinisikan CI, penulis (cf., Gilad & Gilad, 1988; Cook & Cook, 2000) juga menekankan perbedaan antara penelitian CI dan penelitian pemasaran. Perbedaan ini merupakan sebagian soal lingkup. Seperti Gilad dan Gilad (. 1988, p 8) mengatakan: "Meskipun informasi yang dihasilkan oleh departemen penelitian pemasaran adalah kecerdasan, itu hanya sebagian kecil dari total kecerdasan yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. "Hannon, (1997, p. 411) menyatakan bahwa penelitian pemasaran berbeda karena "biasanya dilakukan dalam fungsi pemasaran dan, jelas, lebih terbatas di ruang lingkup dari proses kecerdasan kompetitif secara proses keseluruhan. "Gilad dan Gilad (1988) juga menekankan bahwa CI cenderung menjadi aktivitas yang berkelanjutan dari
penelitian pemasaran.
      Terakhir sebuah istilah terkait dengan spionase perusahaan. Meskipun salah satunya diperoleh dari kecerdasan dengan cara spionase perusahaan, perbedaannya adalah perusahaan yang spionase meliputi kegiatan pengumpulan yang biasanya dilihat sebagai ilegal dan / atau
tidak etis: seperti "menyelam pada tempat sampah," informasi mencuri atau akses ilegal ke intranet, untuk beberapa nama. CI hanya mempekerjakan kegiatan  resmi untuk menghasilkan kecerdasan (cf., Hannon, 1997; Gilad & Gilad, 1988; Kahaner, 1997; Cook & Cook,2000; Fleisher, 2001a).

Mendefinisikan CI: Sebuah Ringkasan
Dalam upaya kami untuk mendefinisikan CI, sekarang kita dapat membuat pernyataan berikut tentang CI:
  • Sebagai sebuah produk, CI adalah "informasi lingkungan yang relevan untuk tujuan strategis."
  • Sebagai sebuah proses, CI dapat dijelaskan dari siklus kecerdasan yang terdiri dari empat tahap: arah, pengumpulan, analisis dan diseminasi.
  • Proses CI bertujuan untuk mengirim CI sebagai produk untuk pengambilan keputusan strategis.
  • CI berbeda dari spionase perusahaan, kecerdasan bisnis dan jenis kecerdasan lain serta dari penelitian pemasaran.
         Dengan pemahaman ini konsep CI sekarang dapat kita lihat peranan TIK untuk CI di bagian berikutnya.


TIK UNTUK KECERDASAN KOMPETITIF

         Pada bagian ini, kita membahas alat TIK untuk CI, yaitu, alat TIK untuk mendukung
kegiatan dalam siklus intelijen. Untuk tujuan ini, pertama kali kita mencoba untuk memposisikan alat TIK untuk CI dalam klasifikasi tradisional dari aplikasi TIK. Selanjutnya, kita membahas empat kelas dari perangkat TIK untuk CI.
       Secara tradisional, aplikasi TIK untuk memanajemen organisasi yang diklasifikasikan bersama dua dimensi terkenal: jenis struktur organisasi tugas atau keputusan aplikasi yang seharusnya mendukung (dibagi dalam tugas atau keputusan terstruktur, semi-terstruktur dan tidak terstruktur) dan organisasi (manajemen) tingkat dimana tugas-tugas atau keputusan berada (biasanya tingkat manajemen operasional, taktis dan strategis) (lihat misalnya Laudon & Laudon, 2000). Biasanya, sistem pemrosesan transaksi (TPS) adalah sistem tingkat operasional yang mendukung tugas-tugas terstruktur; pengelolaan sistem informasi (MIS) mendukung taktis (tingkat menengah) manajemen dari meringkas dan melaporkan keluaran dari semua jenis TPS yang masih mendukung tugas terstruktur. Sistem pendukung keputusan (DSS) biasanya menambahkan alat analisis untuk MIS untuk melakukan "sebab analisis." Analisis ini dikatakan semi terstruktur. Sistem pendukung eksekutif (EIS) mengacu pada alat pendukung manajemen tingkat tinggi dalam tugas yang tidak terstruktur dari membuat strategi.

KESIMPULAN

     Untuk memilih dan menggunakan alat TIK yang tepat untuk mendukung proses CI, organisasi harus tahu (1) apa proses CI, (2) apa peran TIK (alat) dalam proses ini, dan (3) menilai peran TIK (tools) untuk proses CI sendiri. Dalam bab ini, kita membahas tiga aspek tersebut. Kita mendefinisikan CI baik sebagai produk dan sebagai proses. Kemudian kami membahas peran perangkat TIK dalam proses CI. Disini, kita disajikan empat jenis alat TIK yang relevan untuk mendukung (dan sewaktu-waktu bahkan menggantikan) kegiatan CI: Internet, aplikasi umu yang akan digunakan dalam kegiatan CI, aplikasi CI spesifik dan aplikasi kecerdasan bisnis. Pada bagian terakhir dari bab ini kita membahas tiga kelas dari criteria organisasi yang dapat digunakan dalam mengevaluasi dan memilih alat TIK untuk proses CI mereka.
    Meskipun definisi CI dan kriteria memilih perangkat TIK untuk CI tampaknya telah stabil, kemungkinan menggunakan TIK untuk peningkatan CI cepat. Beberapa tren yang mungkin diakui adalah:
  • Satu konvergensi aplikasi BI dan CI (misalnya, gudang data dan software terkait juga terikat dengan data eksternal dan kualitatif) (cf., Li,1999)
  • Menggunakan TIK untuk data kualitatif dapat meningkat (misalnya, Chen et al., 2002)
  • Menggunakan Internet untuk lebih dari sekedar kegiatan pengumpulan (misalnya, untuk kolaborasi dan penyebaran tujuan) (cf., Teo & Choo, 2001; Cunningham, 2001)
  • Peningkatan aplikasi Internet untuk koleksi (lebih efisien dan aplikasi koleksi efektif akan terus muncul)
  • Pelaksanaan aplikasi CI dapat dilihat sebagai suatu proses dimana proses CI dan infrastruktur dapat dianalisa ulang
  • Peningkatan aplikasi analisis (lih, Fuld et al., 2002)

        Meskipun semua kemungkinan dari TIK untuk CI, kami mengakhiri bab ini dengan berkomentar bahwa memproduksi kecerdasan masih tetap karya dari manusia yang merupakan satu-satunya "mesin" mampu menempatkan data dari aplikasi tepat pada strategis perspectif. Alat TIK, bagaimanapun, sangat berharga dalam mendukung tugas ini.

Thursday, November 3, 2016

INTELLIGENCE INFORMATION SYSTEM (SISTEM INFORMASI CERDAS)

Sistem informasi merupakan sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan untuk menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi terdapat kriteria antara lain, fleksibel, efektif dan efisien. Sistem informasi juga dibagi atas tiga aspek yaitu Komputer, Manajemen dan Bisnis.

Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) merupakan suatu bidang sains computer yang ditujukan untuk menyempurnakan kinerja sistem instrumentasi elektronika. Peralatan atau sistem yang dibangun dapat melakukan kerja yang memerlukan kecerdasan seperti yang dilakukan oleh manusia. Beberapa bidang yang menggunakan kecerdasan buatan contohnya seperti Sistem Pakar, Sistem Pendukung Keputusan, Logika Fuzzy, Algoritma Genetika dan Neural Network.

Sedangkan Sistem Informasi Cerdas (Intelligence Information System) ialah kemampuan mesin atau sistem untuk beradaptasi dalam mencapai tujuan pada lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku sistem. Sebagai sistem yang mampu menirukan perilaku manusia, sistem mempunyai ciri khas yang menunjukkan kemampuan dalam hal :

  • Menyimpan Informasi 
  • Berkomunikasi dengan penggunanya
  • Beradaptasi dengan suatu keadaan baru
  • Menggunakan informasi yang dimiliki untuk melakukan suatu pekerjaan dan dapat menarik suatu kesimpulan

Tujuan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) yaitu :

  • Membuat mesin menjadi lebih pintar (tujuan utama)
  • Memahami apa itu kecerdasan (tujuan ilmiah)
  • Membuat mesin lebih bermanfaat (tujuan entrepreneurial)

Sistem Informasi Cerdas (Intelligence Information System) terbagi menjadi 3 aspek utama yaitu :

Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)
Mempelajari kemampuan dari suatu mesin dan algoritma untuk diimplementasikan dalam kehidupan nyata berdasarkan pikiran manusia. Dalam sebuah algoritma AI terdapat dua persepsi terhadap otak manusia, pertama bagaimana cara berfikirnya dan kedua adalah seberapa besar pola pikir yang dihasilkan. Dari problema tersebut dapat diambil garis besar hubungan SIC/ IIS terhadap AI yaitu cara berfikir dan pola fikir. Oleh karenaya AI dalam IIS dibagi menjadi dua komponen keilmuan yaitu Computational Intelligence (CI) dan Data Mining.

Sistem Cerdas (Intelligence System)
Sistem Cerdas (SC) atau Intelligence System mempunyai hubungan erat dengan AI dalam konsep algoritma. Dimana perbedaan antara keduanya? Dari beberapa literatur menyebutkan bahwa perbedaan yang sangat mencolok antara SC dengan AI adalah terletak pada konsep dasarnya. AI membahas secara umum bagaimana struktur cara berfikir dan pola fikir sebuah algoritma, sedangkan untuk SC merupakan terapan dari algoritnya yang dihasilkan oleh AI. Dengan kata lain SC merujuk kepada AI dan AI merupakan induk dari SC. Berdasarkan sekema diatas dapat disimpulkan bahwa SC memiliki dua aspek keilmuan yaitu Expect System (ES) dan Decision Support System (DSS).

Sistem Informasi (Information System)
Dari pembahasan sebelumnya terntang AI dan SC yang masing-masing memiliki peran sebagai bagian terpenting dari sebuah sistem, yang tidak kalah menarik adalah Sistem Informasi (SI). Hubungan antara AI, SC dan SI memiliki komponen kompleks dalam pengembangan sebuah sistem, dari segi cara, pola, dan penerapan dalam bidang pakar maupun manajemen dapat diintegrasikan. Sistem informasi bertindak sebagai penghubung dari bergai konsep diatas dan juga sebagai pelengkap dalam penerapan dan pengembangan sistem yang didukung oleh algoritma yang dihasilkan dari AI maupun SC. Dua hal yang harus dipertimbangkan dalam SI yang akan mendukung AI dan SC dalam IIS adalah Knoledge Management System dengan benang merah Expect System, yang juga disupport oleh Management Information System yang bergerak diseputaran area Decision Support System.

Terdapat 4 dasar kategori di konsep dasar Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence), yaitu :

1. Acting Humanly
system yang melakukan pendekatan dengan menirukan tingkah laku seperti manusia yang dikenalkan pada tahun 1950. Cara kerja pengujian melalui teletype yaitu jika penguji (integrator) tidak dapat membedakan yang mengintrogasai antara manusia dan computer maka computer tersebut dikatakan lolos(menjadi kecerdasan buatan).

2. Thinking Humanly
system yang dilakukan dengan cara intropeksi yaitu penangkapan pemikiran psikologis manusia pada computer,hal ini sering diujikan dengan neuron ke neuron lainnya atau sel otak dengan sel otak lainnya. Cara pembelajarannya yaitu melalui experiment-experimen.

3. Thinking Rationaly
System ini merupakan yang sangat sulit karena sering terjadi kesalah dalam prinsip dan prakteknya. System ini dikenal dengan penalaran komputasi.

4. Acting Rationaly
System yang melakukan aksi dengan cara menciptakan suatu robotika cerdas yang menggantikan tugas manusia.

Terdapat Metodologi Soft Comupting(SC) yang dominan dalam sistem cerdas yaitu:

  • Artificial Neural Networks (ANN)
  • Fuzzy Systems
  • Genetic Algorithms (GA)

Contoh aplikasi sistem cerdas dalam bisnis yaitu:

  • Layanan Pelanggan/Customer (Pemodelan Relasi Pelanggan)
  • Penjadwalan (misal: Operasi tambang)
  • Data mining
  • Prediksi pasar keuangan (saham, dll)
  • Kendali kualitas (Quality control)

Friday, June 24, 2016

SDLC

SDLC merupakan cara dalam pekerjaan yg dilakukan analis sistem maupun programmer dalam membangun sistem informasi. Selain itu pengertian lainnya adalah model konseptual yang dipergunakan didalam manajemen proyek untuk menggambarkan langkah-langkah yang terlibat dalam proyek pengembangan SI ( sistem informasi), dari sebuah studi kelayakan awal kemudian melalui pemeliharaan aplikasi selesai.

Uraian berikut secara singkat menjelaskan masing2 tujuh fase SDLC : 

  1. Konseptual Perencanaan. Tahap ini adalah langkah awal dari setiap sistem. Hal ini merupakan kebutuhan untuk mendapatkan sistem diidentifikasi selama tahap ini, kelayakan dan biaya yang dinilai, risiko dan berbagai perencanaan pendekatan didefinisikan. Peran serta juga tanggungjawab untuk Asset Manager, Perwakilan Sponsor, SDA (Sistem Agen Pembangunan), SSA (Sistem Dukungan Agen), dan pihak2 lainya dalam kebijakan SDLC yang dipilih selama tahapan ini perta diperbaharui selama siklus hidup sistem.
  2. Perencanaan dan Definisi Persyaratan. Di tahap ini di mulai setelah proyek sudah ditetapkan dan telah dilakukan sumber daya yang tepat. Bagian pertama dari fase ini akan melibatkan pengumpulan, mendefinisikan serta validasi fungsional, dukungan dan juga syarat2 pelatihan. Bagian yang kedua merupakan mengembangkan rencana awal manajemen siklus hidup, manajemen projek, Manajemen Konfigurasi (CM), perencanaan projek, dukungan, operasi, serta manajemen pelatihan.
  3. Pada tahap ini fungsional, dukungan serta persyaratan pelatihan dijabarkan kedalam desain paling awal serta yang paling lengkap/rinci. Keputusan ini dibuat untuk mengatasi bagaimana  sistem memenuhi persyaratan fungsional. Awal desain sistem, mengusahakan sebuah fitur fungsional dari sistem, diproduksi sebagai panduan-nya. Kemudian desain system akhir diproduksi yg memperluas desain dengan cara  menentukan semua detail teknis yang dibutuhkan untuk mengembangkan sistem.
  4. Pengembangan dan Pengujian Di tahap ini, sistem yang dikembangkan/diperoleh berdasarkan spesifikasi. Sistem ini di-validasi menggunakan/melalui urutan unit, integrasi, kinerja, sistem, serta pengujian penerimaan. Tujuannya adalah untuk memastikan agar sistem dapat berfungsi seperti yang diharapkan serta persyaratan yang mensponsori itu mendapatkan kepuasan. Semua komponen sistem, aplikasi,  prosedur, komunikasi, serta dokumentasi terkait yang eveloped atau diperoleh, diuji, serta diintegrasikan. Dalam tahap ini dibutuhkan partisipasi dari pengguna yang kuat untuk mem-verifikasi pengujian menyeluruh dari semua persyaratan untuk memenuhi kebutuhan bisnis.
  5. Implementasi Di tahap ini, sistem baru dipasang dalam lingkungan produksi, data dikonversi, pengguna dilatih, sistem di-serahkan kepada sponsor, serta proses bisnis yang di-evaluasi. Tahap ini mencakup usaha yang diperlukan untuk melaksanakan, menyelesaikan suatu masalah sistem yang di-identifikasi selama proses pelaksanaan, dan rencana untuk memelihara kelestarian.
  6. Operasi dan Pemeliharaan Di tahap ini menjadi operasional selama fase ini. Penekanan selama tahap ini untuk memastikan agar kebutuhan sponsor untuk terus di lengkapi serta sistem terus melakukan sesuai dengan spesifikasi. Secara rutin perangkat keras serta pemeliharaan perangkat lunak (software) serta upgrade (pembaruan) dilakukan agar memastikan operasi sistem dapat berjalan dengan efektif. Pelatihan untuk pengguna berlanjut selama tahap ini berlangsung sesuai kebutuhan agar mengenalkan kepada pengguna baru sistem atau fitur2 baru untuk user saat ini. Untuk dukungan user/pengguna tambahan akan disediakan, sebagai aktivitas yg sedang ber-langsung, untuk membantu dalam menyelesaikan masalah yg sedang di selesaikan.
  7. Disposisi Di tahap ini adalah akhir dari suatu siklus hidup sistem. menyediakan sebuah penghentian sistem agar untuk memastikan informasi penting yg di simpan untuk akses masa depan yg potensial. Ketika sistem ditempatkan dalam Tahap Disposisi, sudah dinyatakan surplus usang serta telah di jadwalkan untuk segera shutdown. Fase ini untuk menentukan bahwa sistem (misal, peralatan, perangkat lunak, suku cadang data, prosedur, serta dokumentasi) sesuai dengan peraturan dan juga persyaratan yang tepat.

Information Security Management System (ISMS)

ISMS adalah sebuah sistem keamanan yang melindungi berbagai informasi dalam aspek integritas, kerahasiaan, dan ketersediaannya. ISMS dapat menjaga agar pengambilan informasi yang dimiliki oleh suatu lembaga tidak disalah gunakan oleh pihak yang ingin melakukan penyalahgunaan. ISMS berguna untuk melindungi asset informasi dari gangguan keamanan.

Konsep utama ISMS untuk sebuah organisasi adalah membuat suatu rancangan kemudian mengimplementasikan rancangan tersebut serta menjaga agar suatu rangkaian proses dan sistem secara efektif dan efisien, dan juga mengelola sebuah keamanan informasi dan menjamin kerahasiaan, integritas dan ketersediaan aset-aset informasi serta untuk meminimalisir segala risiko keamanan informasi.

Standar ISO/IEC 27001:2005 merupakan sebuah proses dari mengaplikasikan kontrol manajemen keamanan dalam sebuah organisasi yang mempunyai tujuan untuk mendapatkan servis keamanan agar meminimalisir resiko aset dan memastikan kelangsungan bisnis. Servis keamanan utama yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
  1. Information Confidentiality  (Kerahasiaan Informasi)
  2. Information Integrity (Integritas Informasi)
  3. Service Availability (Ketersediaan servis)

Manajemen Keamanan Informasi ini mempunyai 3 bagian kunci dalam  menyediakan jaminan layanan keamanan informasi, diantaranya :

1. Kerahasiaan
Untuk memastikan agar sebuah informasi dapat diakses hanya untuk mereka yang mempunyai hak untuk mempunyai akses.
2. Integritas
Untuk melindungi suatu kelengkapan serta ketelitian suatu informasi  dan juga memproses metoda.
3. Ketersediaan
Memastikan bahwa para penggunanya mempunyai hak akses kedalam informasi dan berhubungan dengan aset ketika dibutuhkan.

Manfaat :
Manfaat yang akan di dapatkan dari Information Security Management System (ISMS), yaitu :

  • ISO 27001 menuntut Anda agar dapat terus meningkatkan keamanan informasi dalam perusahaan Anda. Hal ini membuat Anda dapat lebih menentukan jumlah keamanan yang tepat dibutuhkan di perusahaan anda. Sumber daya yang dihabiskan dalam jumlah yang tepat.
  • Memberikan keyakinan atau jaminan untuk klien maupun mitra dagang, bahwa perusahaan yang dikelola memiliki sebuah manajemen keamanan informasi yang baik dan sesuai dengan standar internasional. Selain itu, ISO 27001 dapat digunakan pula untuk mempromosikan perusahaan.
  • Memastikan agar organisasi memiliki kontrol dalam hal keamanan informasi terhadap lingkungan bisnis, pada prosesnya yang mungkin akan menimbulkan resiko atau gangguan.
  • Operasional organisasi atau perusahaan dapat berjalan dengan baik karena tugas, tanggung jawab serta proses bisnis terdefinisi dengan jelas.
  • Membantu organisasi dalam menjalankan sebuah perubahan-perubahan yang baik serta berkesinambungan dalam pengelolaan keamanan informasi.